ASoalnya selain ane orang sana + lagi searching nya yang Surabaya. Yaudah, nih ane share tentang Surabaya tempo dulu ama sekarang. Spoiler for Buka dulu coy!: Spoiler for Gedung Siola: Spoiler for Wijaya: Spoiler for Tugu Pahlawan: Spoiler for Zangrandi: Spoiler for Jagir: Spoiler for Simpang (Delta Plaza):
InilahWujud Suster Gepeng, Penghuni Delta Plaza Surabaya Yang Jail! Simak Kisah Tragisnya. Reporter: Amalia Widya Rindiyani | Editor: Alhaqqy | Kamis 07-10-2021,09:00 WIB. Legenda mengatakan cara untuk mengusir Hantu tangan Versi lain mengungkapkan bahwa tempo dulu, arwah tersebut mengelabuhi bakul soto pikulan yang berseliweran di depan
10Potret Surabaya Tempo Dulu vs Sekarang, Kamu Suka yang Mana? Sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia, Surabaya patut dicontoh. Kota yang dulunya dikenal gersang ini telah berubah menjadi lebih cantik, asri, dan sejuk. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani bersama jajarannya yang didukung seluruh lapisan masyarakat saling bahu-membahu membuat
Jikaditelisik dari buku karya Von Faber, sebenarnya zaman dulu ada RS pertama yang dibangun kemudian dihancurkan sebelum ada RS Simpang. Chrisyandi menuturkan perkataan J.F Van Reede Tot de Parkeler dalam buku itu, kondisi RS pertama di Surabaya kondisnya sangat buruk dan tidak sehat. Oleh sebab itu, lantas bangunan RS dihancurkan.
GedungSiola Pada zaman Belanda, gedung yang terletak di pojok Jalan Pahlawan dengan jalan Kebun Rojo Surabaya ini dikenal sebagai gedung NV.Lindeteves. Dalam dokumentasi "Surabaya Tempo Dulu", foto ini diambil tahun 1930. Sekarang gedung ini digunakan sebagai gedung Bank Mandiri dan sebelumnya pernah dipakai oleh Bank Niaga. Pemerintah Kota Surabaya, mencatat gedung ini sebagai salah satu "
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Pusat perbelanjaan modern atau plaza sudah menjamur hampir di seluruh penjuru Indonesia. Kini plaza menjadi salah satu destinasi yang banyak didatangi orang. Baik itu untuk berbelanja maupun balik kemegahan bangunan plaza, ternyata ada sisi kelam yang mengiringi pembangunan gedung bertingkat tersebut. Sisi kelam ini dibumbui dengan suasana mistis yang bikin bulu kuduk merinding. Cerita horor yang berkaitan dengan mall ini pun terus mengular dari generasi ke generasi satunya Delta Plaza Surabaya yang terletak di Jalan Pemuda Surabaya ini ternyata menyimpan kisah menyeramkan yang sampai sekarang masih terus diminati, karenanya terus-terusan diceritakan oleh beberapa generasi. Delta Plaza masih ramai sampai hari ini, tapi nggak menutup kemungkinan kan kalau memang banyak makhluk tak kasat mata yang turut orang sudah paham, kalau pusat perbelanjaan yang satu ini dulunya merupakan sebuah Rumah Sakit yang diubah menjadi mall sekitar tahun 80-an Rumah Sakit itu dulunya bernama Rumah Sakit Simpang, karena tempatnya berada di dekat persimpangan. Mulanya, Rumah Sakit Simpang diberi nama Centrale Burgerlijke Zienkeninrichting, kemudian dikenal dengan sebutan Centrale Burgerlijke Ziekenhuis CBZ, namun ada juga yang menyebut Simpang Hospital atau RS Simpang. Dan warga Surabaya yang melek sejarah tentu sudah sangat paham kalau RS Simpang itu sudah musnah, kini berganti menjadi bangunan yang cukup megah. Baca Juga Bikin Bulu Bergidik! Ini Beberapa Kisah Misteri di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta yang Belum Banyak DiketahuiBaca Juga Merinding! Kisah Seram 7 Tradisi Pemakaman Teraneh di Seluruh Dunia Baca Juga Merinding! Ini Beberapa Kejadian Aneh dan Seram yang Pernah Terjadi di Istana NegaraDi tanah yang digunakan menjadi sasaran para hedonis sekarang ini banyak sejarah membentang, sejak jaman Daendels hingga masa kemerdekaan. Dulunya, RS Simpang menangani pasien dan para korban pertempuran Surabaya. Dokter dan suster di sana bekerja siang malam, selama 24 jam tanpa mengenal lelah. Walau begitu, ternyata masih belum mampu juga menangani semua korban perang. Lebih dari itu, RS ini juga difungsikan sebagai tempat rapat serta mengatur strategi oleh para pejuang arek saat masih jadi Rumah Sakit, pernah ada seorang perawat yang tewas karena terjepit lift tua. Katanya sih sampai sekarang arwah si perawat itu masih kerap menampakkan dirinya, sosok perawat yang dulu meninggal di lift tua dan disebut suster gepeng ini masih kerap mengganggunya si arwah ini, pada awal tahun 2000-an lalu, pihak mall bahkan meminta seorang paranormal untuk mengusur sosok tersebut. Sekarang katanya masih ada, tapi penampakannya jauh lebih jarang aja. Bahkan masih ada pengunjung yang melihat ada kursi dorong yang jalan sendiri, lokasinya di tempat parkir lantai atas berhenti sampai di situ saja rumor yang beredar, masih ada lagi penampakan perempuan berbaju putih yang berada di pepohonan antara Delta Plaza dan WTC, bahkan ada seorang wanita yang meninggal di area tempat parkir Delta Plaza karena tertimpa pohon bambu yang tersambar petir. Baca Juga Tau Gak Sih? Ternyata 3 Mall di Indonesia Ini Terkenal dengan KeangkernyaBaca Juga Seram! 4 Bunga Indah Ini Jangan Ditanam Depan Rumah Karena Konon Dipercaya Dapat Memanggil HantuBaca Juga Kisah Misteri Makam Keramat Nyonya Kompi yang Konon Peziarah yang Sukses Bisa Tiba-tiba Kembali BangkrutPercaya nggak percaya, beberapa orang mengaku masih kerap melihat sosok wanita itu yang tengah menangis di titip tempat dia meninggal. Terus, ada satu pohon lagi yang juga cukup mengerikan. Yaitu, pohon beringin besar yang katanya angker banget di belakang Delta Plaza, tepatnya dekat dengan Surabaya Hotel dan juga sungai. Banyak orang menyarankan, jangan pernah bawa anak kecil kalau kamu mau ngelewatin tempat ini. Takutnya dia kenapa-napa RS Simpang dulunya menjadi RS pusat di Surabaya, rumah sakitnya para pribumi. Karena rumah sakit- rumah sakit lainnya dikhususkan hanya untuk warga Belanda. Sebenernya sampai sekarang pun, kalau kamu lewat di lorong-lorong Delta Plaza, emang mirip sama rumah sakit. Dan walau si suster gepeng dibahasan awal tadi sudah jarang menampakkan diri, di lorong-lorong pusat perbelanjaan ini malah jadi cukup sering terdengar suara-suara jeritan dia yang pernah terjepit di lift tua itu. Terlepas dari ragam cerita seram di Delta Plaza Surabaya, masyarakat tetep berlomba-lomba untuk belanja, apalagi kalau pas gede diskonnya.
Sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia, Surabaya patut dicontoh. Kota yang dulunya dikenal gersang ini telah berubah menjadi lebih cantik, asri, dan sejuk. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani bersama jajarannya yang didukung seluruh lapisan masyarakat saling bahu-membahu membuat hal tersebut menjadi menuai pro dan kontra, nyatanya perubahan di Surabaya itu memang terasa sangat positif. Bahkan Surabaya sudah sering menerima penghargaan di ajang nasional maupun internasional. "Sebagai pendatang dari Jakarta, saya sangat senang akan perubahan yang ada, apalagi sekarang Surabaya terlihat lebih cantik," kata salah satu warga Surabaya, Lili Martanto 50 kepada IDN Times, di Pakuwon Mall, potret perubahan Surabaya dari masa ke Dulu banyak kawasan hutannya, mungkin pernah digunakan arek-arek Suroboyo bertahan melawan penjajah. Sekarang tampak lebih 2. Ereveld atau makam Belanda ini cukup eksklusif. Harus ada izin dari Konsulat Belanda kalau mau masuk ke 3. Monumen Bambu Runcing pun dipercantik dari masa ke masa. Keren banget, kan?berbagai sumber 4. Kini balai kota pun dipenuhi bunga warna-warni dan air mancur di teras depan. Biasanya warga memanfaatkannya sebagai hiburan murahBerbagai sumber 5. Sepanjang kawasan Jalan Tunjungan tampak lebih riuh dan berwarna. Lampu-lampu hias dipasang dengan berganti tema secara berkalaBerbagai sumber 6. Kerasa gak sih, kalau jalanan di Surabaya sekarang terasa lebih lebar dan lengang?Berbagai sumber Baca Juga 7 Rekomendasi Soto Ayam di Surabaya Selain Cak Har, Bikin Nagih! 7. Sejak ada Jembatan Suramadu, perjalanan Surabaya-Madura bisa ditempuh hanya 10 menit. Kalau dulu harus naik kapal ferry minimal satu jamBerbagai sumber 8. Kampung Nelayan di Kenjeran pun juga berubah lebih warna-warni dan gak kumuh lagi. Kece parah!berbagai sumber 9. Jembatan Ratna ini jadi penghubung antara Surabaya bagian timur dan barat. Serasa di luar negeri, kan?berbagai sumber 10. Dulu, Kalimas Surabaya dipenuhi sampah dan kumuh. Sekarang, berubah jadi cantik karena banyak hiasan lampu-lampu berbagai dan Berbagai sumber 11. Biar makin terasa perubahannya, yuk simak videonya di bawah ini!Wah, ternyata perubahannya memang sangat signifikan ya. Apa yang paling kamu rasakan dari perubahan Surabaya, nih? Bagikan di kolom komentar ya! Baca Juga 10 Kafe Baru yang Instagramable di Surabaya Barat, Kamu Sudah ke Sini?
Mall ini tidak begitu besar namun termasuk Mall yang di minati oleh masyarakat Plaza adalah pusat perbelanjaan di Surabaya yang terletak di jantung kota, lokasinya bersebelahan dengan Monkasel Surabaya Submmarine Monument dan sangat dekat juga dengan Surabaya Plaza Plaza Surabaya atau Delta Plaza merupakan lokasi rumah Sakit bersejarah yaitu Dr. Soetomo saat itu. Namun, kini diubah menjadi salah satu pusat perbelanjaan yang memiliki 6 lantai dengan gedung megah dilengkapi parkir flat yang luas baik di bawah maupun di 1 tersedia SuperIndo swalayan untuk kebutuhan sehari-hari, dan di Ground Floor dilengkapi dengan KFC, Texas Fried Chicken, Hoka-Hoka Bent, Dunkin Donuts, JCO, Tentrem Es, Apotik Plus, DRTV Toko Inovasi, Matahari Department Store, BreadTalk, Roti Dika, Asia Bakery, Stasiun Sport, Kassaya Parfum, Iwan Fashion, Christoper Salon, Perhiasan Julia, Perhiasan Love, Indomusic, Nakamura The Healing Touch serta pusat ATM seperti, Bank Bukopin, Bank Mandiri, BNI, NISP, Bank Mega, BCA, Bank Permata dan Niaga segi harga di mall ini untuk produk2 Fashion tergolong murah di bandingkan mall besar lainnya seperti Tunjungan PlazaCara Menuju Lokasi Plaza Surabaya Delta Plaza Plaza Surabaya Delta Plaza Jl. Pemuda 33-37 Surabaya 60271 Telp. 031-5316843, 5315088Mall ini juga bersebelahan dengan WTC yang merupakan pusat penjualan HP di Surabaya sehingga berbelanja di tempat ini menjadi lebih menyenangkan.
Delta Plaza SurabayaDelta Plaza adalah salah satu Mall lawas di Surabaya yang paling sering saya saya menemui rekan les piano di Royal Plaza, saya belum memutuskan untuk kembali ke rumah saudara di kawasan Jagir, Wonokromo. Masih ada beberapa jam sebelum bergabung dengan rombongan kembali ke Malang. Daripada bengong, saya kembali berkeliling dari mall ke mall. Hati saya mengatakan, sebaiknya saya kembali mengunjungi Delta Plaza. Ketika saya pergi ke sana dulu, saya tak menemukan sesuatu yang menyenangkan. Ditambah dengan rumor dari teman dan artikel di internet akan adanya kisah horor meninggalnya suster gepeng, menjadikan saya ingin segera pergi dari sana. Lift yang menjadi awal mula cerita suster gepeng. Saya tak berani masuk. Bukan takut dengan penampakan suster gepeng. Sepertinya lift ini bermasalah. Kini, saya punya banyak waktu di siang hari. Saya kembali memutuskan untuk menjelajahi mall itu. Masih ada pertanyaan yang menggganjal di dalam diri, mengapa saya tak nyaman di sana dulu. Dugaan awal saya, banyaknya cermin adalah penyebabnya. Apakah itu memang benar adanya? Bangunan Bekas Rumah Sakit Saya diantar teman saya tepat di depan Delta Plaza di Jalan Pemuda Surabaya. Kami berpisah di sana. Memasuki pintu utama, ternyata saya tak menemukan aura negatif yang saya rasakan sebelumnya. Lalu lalang pengunjung yang keluar masuk malah menambah semangat saya untuk menjelajahi ruang demi ruang di bekas Rumah Sakit Simpang Centrale Burgerlijke Ziekenhuis ini. Bangunan bekas rumah sakit yang ternyata pernah menjadi tempat berkumpulnya gerilyawan republik pada masa revolusi fisik 1945-1949 ini terasa memberi aura positif bagi saya. Aura itu membuat saya tiba-tiba ingin melakukan ritual makan tahap dua. Maklum, pada pertemuan saya dengan teman di Royal Plaza tadi, saya hanya memakan beberapa potong kentang goreng. Belum makan nasi. Alhasil, mampirlah saya ke kedai Soto Betawi di lantai dasar. Di sini, saya dibuat bingung karena ada sebuah cermin berukuran besar yang menipu mata saya. Saya kira, kedai itu memiliki luas yang cukup sehingga saya bisa memilih kursi yang cukup jauh dengan pengunjung lain. Niatnya tetep, saya ingin menyendiri lagi. Tapi, begitu saya mendekati cermin besar itu, otak saya kembali sadar. Kedai itu tak sebesar yang saya duga sebelumnya. Bayangan saya di depan cermin. Apakah anda melihat bayangan lain? Banyaknya Cermin di Delta PlazaSelepas makan, tibalah saya menjelajahi isi mall ini. Tujuan pertama saya adalah lorong di selatan mall yang dekat dengan kedai Burgers King. Lorong ini berada di luar mall dan menjadi tempat terjebaknya saya ketika terjadi pemadaman listrik pada kujungan sebelumnya. Di sini, lagi-lagi saya menemukan ilusi optik berupa kebingungan letak food court yang juga ada di dekat lorong itu. Cermin-cermin di foodcourt itu membuat saya bingung di manakah pintu masuk menuju foodcourt yang katanya murah itu. Maunya sih, saya hanya kepingin membeli segelas es teh untuk dibawa jalan-jalan. Tapi, karena saya masih kebingungan, niat itu saya urungkan. Saya kembali memasuki pintu barat mall ini. Lorong kaca di Food court lantai dasar Menjelajahi lantai demi lantai kembali saya menemukan cermin-cermin yang terpasang, baik di dinding maupun di tiang-tiang. Selain cermin yang merupakan cerimin datar, terdapat pula cermin yang merupakan cermin cembung. Akibatnya, pada beberapa bagian saya menemukan bayangan saya yang bersifat maya, tegak, dan sama besar dan di bagian lain bersifat maya, tegak, dan diperkecil. Ketika saya melwati beberapa tempat dengan kombinasi dari dua cermin itu, saya kembali pusing lagi. Apalagi, saya memakai kacamata berlensa cekung yang juga menghasilkan bayangan maya, tegak, dan diperkecil. Sesekali, mata saya dibuat panik dan sering menerka ke manakah langkah kaki saya harus berjalan untuk menuju tenant yang akan saya datangi. Cermin yang terpasang cukup banyak sehingga menghasilkan jumlah bayangan yang banyak pula seperti yang diajarkan di Kelas XI dulu. Pertanyaannya, mengapa mall ini memasang banyak sekali cermin?Alasan Delta Plaza dan Mall lain Banyak Cermin Jawabannya bisa beragam. Dari beberapa sumber yang saya baca, terutama dari literasi ilmu mengenai desain ruangan dan fengshui, adanya cermin yang banyak membuat pencahayaan ruangan menjadi bagus. Jika pencahayaan ruangan bagus, maka orang yang berada di dalamnya juga akan betah. Tak hanya itu, akibat refleksi yang dihasilkan oleh cermin-cermin itu, maka ruangan menjadi terasa lebih luas. Tak hanya itu, ternyata ada juga efek psikologis yang ada akibat penggunaan permukaan reflektif di bangunan mall. Apa itu? Pertama, ada sebuah teknik atau sugesti psikologi pada otak yang disebut dengan Pacing and Leading. Bagaimana cara kerja teknik ini? Coba perhatikan pada cermin yang dipasang di depan toko baju ini. Di situ saya berdiri di depan sebuah maneken yang mengenakan baju hitam yang cukup bagus. Saat saya melihat potret diri saya di depan cermin, maka di dalam otak saya timbul impuls untuk menjadi sama dengan model di maneken tadi. Timbul keinginan dalam diri saya untuk menenakan baju tersebut karena saya memiliki bayangan akan diri saya yang “kece” jika memakai baju seperti model itu. Maka, terlintaslah pikiran untuk mendapatkan baju itu. Apalagi,di sebelahnya, ada tulisan diskon 50%. Penjual baju sangat pintar menepatkan tulisan itu di depan cermin tiang bangunan mall. Kalau saya khilaf, keluarlah uang atau kartu debit dari dompet saya. Untung, saya masih punya iman. Apa yang bisa anda simpulkan? Ketika saya melihat bayangan maneken itu di cermin, rasa penasaran untuk mencoba baju yang dipakai maneken itu timbul Tepat. Disadari atau tidak, penggunaan cermin yang cukup banyak pada mall ini membuat pengunjung terinisiasi untuk melakukan belanja barang setelah mereka menemukan ilusi optik diri mereka yang sempurna akibat melihat refleksi bayangannya di dekat model pakaian. Tak hanya belanja pakaian, penggunaan cermin juga menambah keinginan pengunjung untuk melakukan pembelian makanan dan minuman di food court yang dipasang cermin. Di lantai 4, tempat food court berada, cermin-cermin juga dipasang pada tiang-tiang bangunan ini. Saat menuju ke sana, saya langsung melihat orang-orang makan dengan lahapnya. Saya tak kuasa melihat itu meski saya sudah makan. Akhirnya, jebolah pertahanan saya. Segelas jus alpukat dan sebungkus jamur crispy masuk ke perut saya. Teknik yang dikembangkan oleh Richard Bandler dan John Grinder pada awal dekade 70an ini memang banyak diadopsi oleh para merketing, terutama pusat perbelanjaan. Tak heran, pusat-pusat perbelanjaan yang dibangun pada dekade 70an hingga 80an banyak menggunakan cermin di dalamnya. Cermin di FC lantai 4 Kedua, adanya pancaran gelombang hyper-positif saat orang mengunjungi mall yang memiliki banyak cermin. Gelombang itu sebenarnya merupakan sifat dasar dari sebuah cermin itu sendiri. Cermin merupakan benda yang merefleksikan apapun yang ada di depannya, termasuk diri sesorang. Jika diri sesorang itu memiliki aura yang positif, maka cermin akan memantulkan sesuatu yang positif juga. Otak kita akan menjadi mendapat stimulus melakukan hal-hal yang positif. Saya yakin, tujuan orang datang ke mall adalah untuk bersenang-senang, selain ada juga yang bekerja. Ketika ada perasaan senang ada di dalam diri kita dan kita melihat bayangan positif di dalam cermin, maka timbul keinginan kita untuk terus mengeksplorasi tiap jengkal mall. Jika aura itu sangat besar, maka timbulah perbuatan “positif” yang akan mengikutinya? Apa itu? silahkan dijawab sendiri. Sebaliknya, jika aura negatif ada di dalam diri kita, maka cermin akan merefleksikan sesuatu yang buruk ke dalam diri kita. Itulah alasan mengapa ketika kujungan saya yang pertama dulu, saya tak terlalu menikmati mall itu. Saat itu, saya sedang dikejar waktu untuk bertemu rekan ditambah terjebak dengan kondisi hujan deras membuat hati saya kacau. Akibatnya, saya ingin segera cabut dari Delta Plaza Surabaya. Aura yang terpancar dan terefleksikan tergantung dari dalam dirimu Ketiga, adanya efek self-conscious & powerful. Tadi kita sudah membahas adanya rumus pembentukan jumlah bayangan yang dihasilkan oleh lebih dari satu cermin. Saya tak membahas lebih lanjut daripada pusing dengan hafalan rumus fisika. Yang jelas, logikanya, semakin banyak cermin, maka semakin banyak bayangan yang dihasilkan. Semakin positif juga bayangan yang dihasilkan. Maka yang terjadi adalah adanya peningkatan euforia untuk lebih melakukan kegiatan berbelanja di sana. Efek ini akan ditambah dengan pencahayaan dan tata ruang yang heboh. Dan bisa dipastikan, kombinasi dari ketiga efek psikologis tadi membuat rupiah demi rupiah akan mengalir ke dalam toko di mall itu. Semakin banyak cermin semakin banyak bayangan dan energi positif yang dihasilkan Semakin besar pula keinginan untuk berbelanja Keempat, mengingat Delta Plaza ini merupakan mall yang cukup lama, maka ia harus bisa bersaing dengan mall-mall baru. Persaingan ini tidak mudah. Saya jadi teringat Mitra Plaza II Malang yang ambruk akibat kalah bersaing meski letaknya cukup strategis. Untuk menyiasatinya, maka dipasanglah banyak cermin-cermin di banyak sudut ruangan mall. Meski “tua”, Delta Plaza masih diminati para penggila mall. Belum lagi, embel-embel “murah” masih melekat sempat terpuruk akibat gencarnya pembangunan mall-mall baru, Delta Plaza Surabaya masih menjadi jujugan belanja warga Surabaya dan sekitarnya dengan seribu cermin di dalamnya. Apalagi, Mall yang dibuka pada 1988 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto ini menempati lahan bekas bangunan tua. Untuk menghilangkan kesan angker itu, dipasanglah banyak cermin di dalamnya. Itulah sekilas kisah menyusuri cermin-cermin di Delta Plaza Surabaya. Kita tunggu saja, apakah mall ini akan tetap eksis atau akan hilang menjadi legenda seperti kisah misteri suster gepeng yang menyertainya. Sumber bacaan 1
16 Agustus 2019 WIB • 2 menit Kali ini kami tim Good News From Indonesia berkesempatan mengunjungi Museum 10 November di Tugu Pahlawan dalamnya banyak sekali benda-benda bersejarah sebagai saksi bisu perjuangan arek-arek Suroboyo melawan penjajah. Mulai dari pakaian hingga printilan-printilan seperti tempat saja kemudian ada satu hal menarik yakni Rumah Sakit Simpang Surabaya sebagai rumah sakit tertua di Surabaya. Namun bangunannya sudah tidak ada hanya tersisa tugu peringatan. Ternyata bangunan rumah sakit sudah berubah menjadi kawasan mall lebih tepatnya Delta Plaza warga Surabaya tentunya mereka sudah mengetahui bahwa kawasan Delta Plaza Surabaya dulunya adalah sebuah rumah anak-anak sekolah yang selalu mendapatkan cerita bahwa sekolahnya dulu adalah rumah sakit ya. Tapi ini bukanlah cerita Delta Plaza Surabaya dulunya memang bangunan rumah sakit tertua di Surabaya. Rumah sakit tersebut bernama Oude Centrale Vurgerlijke Ziekeninrichting CBZ atau Rumah Sakit Sakit Simpang Surabaya memiliki banyak kisah sejarah di dalamnya yang tentunya menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat sebelum tahun 1900-an dan dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Daendels. Perintah tersebut bertujuan untuk mengganti rumah sakit lama di kota bawah yang telah dijual Daendels pada tanggal 14 Juli saat itu pun Rumah Sakit Simpang sudah mengalami beberapa renovasi. Semula hanya bisa menampung 150 pasien hingga bisa menampung 200 tahun 1868 dan 1869 wilayah Surabaya sempat diserang wabah Kolera dan Rumah Sakit Simpang mendapatkan banyak pasien hingga 3 kali lipat. Jumlah tersebut pun semakin bertambah karena kedatangan militer yang terluka setelah kembali dari ekspedisi pada tahun 1876 ditanamlah pohon-pohon beringin besar yang rindang dan pembasmian hama penyakit. Di saat itu juga pemisahan pasien menular dan tidak menular ya, Rumah Sakit ini berdiri di atas lahan seluas m2 .Di tahun 1890, sempat menjadi Rumah Sakit Militer. Pegawai atau perawat yang direkrut merupakan kalangan militer yang sudah tidak aktif di dokter dan perawat hanya bisa menangani pasien anggota militer yang berpangkat tinggi dan tidak terlalu memperhatikan yang berpangkat Soetomo merupakan salah satu yang bertugas di Rumah Sakit Simpang. Beliau sebagai dokter dan dosen kedokteran mengajar di Dermato Venereologie atau Huid-en Geslachtsziekten atau ilmu penyakit kulit dan Sakit Simpang ini memiliki peran yang besar saat masa pertempuran Surabaya. Tertulis dalam tugu yang didirikan dekat dengan Delta Plaza bahwa“Dulunya kawasan Delta Plaza adalah Rumah Sakit Umum CBZ korban pertempuran 10 November 1945 memenuhi seluruh pojok gedung dan meluber sampai halaman rumah sakit. Para dokter dan perawat bekerja terus menerus namun banyak korban tak tertolong jiwanya. Mereka yang bisa diselamatkan diangkut keluar kota. Karena meluasnya pertempuran maka tanggal 14 November 1945 dilakukan pengungsian terakhir dengan kereta api dari stasiun gubeng menuju Malang.”Tugu atau monumen tersebut terletak di jalan Pemuda depan gedung RRI Surabaya. Monumen dibangun setinggi 2 masih banyak cerita sejarah yang masih bisa kita gali. Apalagi peristiwa 10 November terjadi di Surabaya tentunya meninggalkan banyak kisah sejarah.***Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Tim Editor
delta plaza surabaya jaman dulu