Kaligrafi berasal dari dari bahasa Yunani yang memiliki arti ā€œkeindahanā€ dan ā€œmenulisā€. Kaligrafi dalam Bahasa Jepang adalah Nihongo, memiliki arti seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Di dalam seni rupa Islam, tulisan arab seringkali dibuat kaligrafi. Biasanya isinya disadur ayat-ayat Al-Quran. Perkenalkansemua tokoh yang berperan penting dalam cerita tersebut agar pembaca bisa memahami lebih jelas dari narasi yang Anda buat. Sehingga, tampilkan beberapa tokoh yang Anda anggap memiliki peranan kuat dalam narasi tersebut. 5. Menentukan Suasana Kisah. Cara menulis narasi yang baik dan menarik lainnya adalah mengatur suasana kisah. Platodalam naskah Krito menceritakan rekaman keadaan Socrates menjelang hukuman matinya pada tahun 399 S.M. Diceritakan, Krito adalah seorang kawan akrab Socrates yang mencoba untuk membujuknya agar mau meninggalkan penjara dengan melarikan diri. yang harus terus diperlemah regulasi atau aturannya tentang rokok, agar mereka dapat dengan Filsafatmatematika adalah cabang dari filsafat yang mempelajari tentang anggapan, dasar dan dampak dari matematika dalam kehidupan. Hal ini sejalan dengan pemikiran Agung Prabowo (2009:27) bahwa esensi darifilsafat matematika adalah sejumlah usaha untuk melakukan rekonstruksi terhadap beberapa pengetahuan matematika yang tercerai berai Bagikebanyakan ahli kitab puji-pujian pada selir dan kasim adalah buku nakal dari sensualitas, dalam buku ini Al Jahiz menceritakan kita dengan cerita-cerita yang bersifat erotis yang berhubungan dengan persepsi seksualitas pada masanya. Haque (2004), "Psikologi dari Perspektif Islam: Kontribusi Awal Cendekiawan Muslim dan Tantangan ke Vay Tiền Nhanh Ggads. Naskah adalah salah satu komponen penting dalam dunia perfilman, bisa dibilang naskah itu nyawa-nya dari suatu film/cerita/drama. Dalam menulis naskah, kalian dituntut nggak cuma menyelesaikan suatu tulisan aja, lho, gaes. Melainkan kalian di tuntut bagaimana tulisan itu bisa membawa penikmatnya masuk kedalam suasana tersebut walaupun hanya dengan membaca naskahnya. Proses pembuatan naskah film sebenarnya susah juga membutuhkan waktu yang nggak sedikit. Nah, jika salah satu dari kalian ada yang ingin menjadi seorang penulis naskah film. Atau beberapa dari kalian ada yang tergabung dalam sebuah komunitas film—baik di sekolah/kampus. Dan kalian masih sering merasa kesulitan saat memasuki tahapan pra produksi dalam penulisan naskah yang memakan banyak waktu itu. Tenannnggg, gaes, kalian nggak perlu khawatir. Yuk, simak di bawah ini seperti apa langkah-langkah yang tepat dalam penulisan naskah yang baik agar dapat menghasilkan karya film dengan cerita yang bagus seperti para filmmaker ternama. Berikut langkah-langkahnya. 1. Menentukan Tema Film/Cerita Kalian pasti udah tau kan kalau tema itu unsur yang penting dalam suatu cerita—baik dalam bentuk film, novel, cerpen atau manga sekalipun. Salah satu fungsi tema adalah sebagai sebuah dasar untuk menentukan ide terhadap unsur-unsur dalam cerita seperti plot, tokoh dan latar. Dalam menentukan tema, seorang penulis buku/novel/cerpen bisa menentukan tema melalui inti pembahasan dalam tulisanya. Seperti Raditya Dika yang udah sering bikin film berdasarkan kisah-kisah utama—yang diadaptasi dari novelnya Single, Hangout, Koala Kumal, dan masih banyak lainnya. Orang yang suka menulis buku/novel/cerpen emang lebih mudah buat merumuskan tema yang akan dia angkat menjadi film, gaes. Karena sebelumnya mereka udah memiliki sumber cerita sendiri. Namun yang nggak suka menulis, bukan berarti kalian nggak bisa jadi penulis skenario, lhoo. Karena membangun sebuah cerita nggak cuma pakai diksi semata tapi juga imajinasi yang kuat. Jadi, jangan mundur duluan jika kalian termasuk yang nggak suka nulis buku/novel/cerpen, ya! 2. Merumuskan Naskah Sebagai Intisari Cerita Melalui Kata-Kata Singkat Arti merumuskan naskah di sini adalah intisari cerita yang menggambarkan keselurhan cerita secara singkat. Dalam merumuskan naskah, biasanya dirumuskan dengan ā€œkarakter + punya tujuan + memiliki halanganā€. Kemudian keseluruhan cerita digambarkan dalam satu kalimat aja. Tapi, kalian juga bisa membuat ulasan cerita yang isinya lebih panjang dan bisa mencapai satu paragraf. Hal itu bisa berfungsi sebagai acuan cerita—yang bisa membatasi kalian agar pada saat memasuki tahap penyusunan plot, nggak keluar dari fokus cerita. 3. Menyusun Plot/Alur Cerita Nah, langkah selanjutnya adalah menentukan plot/alur cerita, nih, gaes. Bisa dibilang, tahap ini salah satu tahap yang sulit dalam fase Pra produksi dan bisa memakan waktu yang sangat lama, lho. Pada proses ini, penyusunan plot dilakukan dengan cara penyesuaian terhadap jenis film yang akan dibuat durasi film. Biasanya alur cerita dalam produksi film baik film panjang maupun film pendek dibuat berdasarkan tiga babak cerita—yang terdiri dari perkenalan karakter, petualangan karakter dan kesimpulan. Dalam satu susunan plot, cerita akan dibagi menjadi beberapa sequence. Dimana pada babak petualangan memiliki sequence yang lebih panjang dari babak lainnya. Lalu, pada babak perkenalan dan babak kesimpulan biasanya memiliki panjang waktu yang sama. Sequence sendiri adalah serangkaian scene—yang merupakan suatu kesatuan utuh. Jadi jika ada delapan sequence dalam satu alur cerita, maka babak perkenalan karakter dan kesimpulan punya dua sequence dan babak petualangan punya empat sequence. Tahap selanjutnya, yang harus kalian lakukan adalah memberikan isi cerita yang berisi mengenai kegiatan karakter—yang nantinya akan tergambar menjadi sebuah cerita dan mengisi setiap sequence dalam alur cerita. More information, isi cerita yang akan mengisi sequence dari plot yang telah kalian susun tadi, lebih baik dicatat pada notes kertas atau digital, ya, gaes. Biar apa? Biar memudahkan penulisan penyusunan plot dan nggak hilang serta bisa menjadi rujukan kembali untuk mengisi cerita pada naskah. 4. Menulis Naskah Yang Berisi Keseluruhan Cerita Film Sampai Menjadi Final Draft Seperti yang kalian tau dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dulu, naskah dialog hanya ditulis dengan format nama dan ucapan karakter aja. Namun, dalam naskah film panjang maupun pendek format penulisan naskah akan menjadi lebih kompleks, lho, gaes. Mulai dari keterangan waktu, tempat, karakter dari masing–masing tokoh, peralatan–peralatan apa saja yang di perlukan, menentukan masalah dalam naskah, menetukan klimaks dari masalah dan bagaimana masalah itu selesei apakah sad ending atau happy ending, bahkan jenis shoot yang akan dilakukan saat proses produksi. Seorang penulis naskah yang handal nggak cukup hanya memiliki kemampuan menulis yang baik, gaes. Imajinasi, pemahaman teknik pengambilan gambar, dan kondisi lapangan juga sangat penting dimiliki seorang penulis naskah yang baik. Oleh karena itu, tahap akhir dalam fase penulisan naskah ini bukan perkara mudah untuk diselesaikan, lho, gaes. Karena naskah harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh produser. Penulis naskah juga harus memiliki kesabaran dan keteguhan hati yang kuat karena revisi draft naskah sudah pasti menjadi sebuah hal yang akan dirasakan pahitnya demi meraih manisnya final draft yang menandakan udah diperbolehkanya naskah untuk di produksi menjadi sebuah film. *** Nah, begitulah langkah-langkah dalam menulis naskah film yang bisa kalian terapkan, gaes. Ya, emang agak sulit dan butuh waktu yang lama, sih. Tapi, please jangan ragu buat terus kembangkan apa yang ada dalam ide kalian se-kreatif mungkin, terus belajar dan jangan cepat puas. Karena usaha itu nggak akan pernah mengkhianati hasil! Baca juga Suka Nulis Cerita Atau Nonton Film? Ini Pilihan Profesi yang Patut Kamu Pertimbangkan Tertarik Bekerja di Industri Film? Ini Dia Profesi Seru yang Bisa Kamu Coba Selain Sutradara dan Penulis Skenario 5 Keuntungan Gabung di Ekstrakurikuler Film Sumber gambar - Naskah lakon atau skenario dibuat untuk tujuan pertunjukan dan memerlukan pemantapan mengenai tema, alur, latar, hingga penokohannya. Sebelum sebuah cerita sampai ke tangan sutradara dan para pemeran, diperlukan penyusunan naskah lakon terlebih dahulu. Naskah lakon disebut pula dengan skenario. Naskah ini menjadi bentuk penuangan ide cerita ke dalam alur cerita dan pembuatan naskah lakon adalah membuat tema. Lantas, melalui tema disusun peristiwa-peristiwa yang mempunyai alur jelas. Ukuran dan panjang cerita dibuat dengan memperhitungkan kebutuhan sebuah pertunjukan. Dalam buku Seni Budaya 2015 yang diterbitkan Kemdikbud disebutkan, filsuf Aristoteles membagi struktur naskah lakon terdiri dari pemaparan, komplikasi, klimaks, antiklimaks, dan konklusi. Struktur ini tidak berlaku secara kaku dan lebih bersifat fungsional. Struktur lebih sederhana memuat pemaparan, konflik, dan penyelesaian. Menyusun naskah lakon Langkah awal dalam menyusun naskah lakon memperhatikan hal-hal berikut ini 1. Menentukan temaTema merupakan gagasan atau ide cerita yang berfungsi sebagai inti cerita. Penulis cerita dapat menemukan ide dari mana pun dan kapan pun. Cara yang dipakai dalam memperoleh ide yaitu melalui pengamatan segala hal yang ada di sekitar. Tema dapat pula disebut muatan intelektual pada sebuah permainan. Tema bisa menjadi premis atau rumusan intisari cerita yang menjadi landasan untuk menentukan arah tujuan cerita. Oleh sebab itu, tema menjadi ide dasar, gagasan, atau pesan pada naskah lakon dan menjadi penentu arah jalannya cerita. 2. Menentukan plot atau kerangkaPlot atau alur merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin sedemikian rupa, sehingga menggerakkan jalan cerita melalui perumitan masalah menuju klimaks atau penyelesaian. Dalam membuat plot menerapkan hubungan sebab akibat. Plot disebut pula sebagai kerangka cerita yang di dalamnya terdiri dari beragam peristiwa . Peristiwa-peristiwa ini lantas membentuk rangkaian peristiwa dan mampu menjalankan gerak cerita sampai akhir. Plot biasanya terdiri dari beberapa bagian. Misalnya, bagian awal berisi penjelasan atau perkenalan tokoh cerita. Bagian tengah mulai muncul masalah-masalah yang dihadapi pemeran termasuk sampai ke klimaks dari masalah. Bagian terakhir akan mengemukakan solusi atas konflik yang dihadapi pada bagian tengah. Rangkaian dari beragam peristiwa ini membuat jalan cerita menjadi bisa dinikmati. 3. Menentukan latar atau settingDalam menulis naskah lakon, latar cerita akan memberikan gambaran tentang situasi tempat kejadian, gambaran tempat kejadian, hingga aktu terjadinya peristiwa. Situasi, tempat, dan waktu merupakan hasil imajinasi penulis yang bisa diperoleh idenya berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Apapun keadaan suatu tempat dapat dijadikan latar cerita. Misalnya tempat sepi, ramai, bising, keadaan sibuk, menakutkan, kotor, sampai tempat bau dapat dituliskan untuk mendukung isi cerita. Kepekaan penulis cerita dalam mengamati lingkungan cukup berpengaruh pada penggambaran latar. Sudut pandang setiap penulis juga akan berbeda-beda pada pengamatan tersebut. Agar mengasah ketajaman dan makin kaya dalam menggambarkan latar, penulis perlu lebih sering untuk melakukan pengamatan. 4. Menentukan tokohTokoh atau peran adalah makhluk hidup yang mempunyai hidup dan kehidupan di dunia lakon hasil rekaan penulis cerita. Para tokoh ini diberikan karakternya masing-masing sehingga tampak hidup di dalam cerita. Misalnya ada tokoh jahat, baik, kaya, miskin, pintar, dan sebagainya. Di samping karakter, perlu pula diberikan identitas pada tokoh seperti nama, jenis kelamin, fisik, jabatan, dan sebagainya. Dalam memilih tokoh dan segala hal yang melekat padanya, penulis bisa melakukan pengamatan dari kehidupan. Semua detail tokoh dituliskan sehingga bisa mendeskripsikan tokoh juga Apa Saja Keunikan Seni Peran Teater Tradisional Proses Perancangan Pementasan Seni Teater Tradisional Ada 5 Tahap Mengenal Seni Peran Teater Tradisional dan Karakteristiknya - Pendidikan Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Alexander Haryanto Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Pembahasan dalam konvensi naskah selalu berkaitan dengan sebuah karangan karena naskah berarti karangan yang akan dicetak atau diterbitkan atau pun bermakna sebagai bahan – bahan berita yang siap untuk di set. Dari segi persyaratan sebuah karya dapat dibedakan menjadi 1. Karya yang dilakukan secara formal, adalah suatu karangan yang memenuhi semua persyaratan ilmiah yang dituntut oleh konvensi. Contoh makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan kerja atau penelitian lapangan, laporan hasil penelitian umum. 2. Karya yang dilakukan secara semi-formal, yaitu sebuah karangan yang tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Contoh editorial, reportase, artikel. 3. Karya yang dilakukan secara non-formal, yaitu sebuah karangan yang tidak memenuhi syarat – syarat formalnya. Contoh anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama. Konvensi Naskah pada Karya Formal Pembahasan mengenai konvensi naskah selalu berhubungan dengan karya formal karena karangan ini dituntut untuk memenuhi persyaratan-persyaratan formal oleh konvensi. Karya yang dilakukan secara formal terdapat beberapa bentuk 1 Makalah Karangan ini biasanya ditulis untuk memenuhi tugas semester perkuliahan mata kuliah tertentu. Selain digunakan sebagai tugas, bagi mahasiswa bahasa Indonesia makalah merupakan bentuk dari pengembangan diri dan implementasi mahasiswa dalam bidang keilmuwannya. 2 Skripsi Tulisan hasil penelitian ini tentang taraf atau mutu ilmiahnya dapat teruji dalam proses siding yang tujuannya untuk menguji pertanggungjawaban ilmiah penulisnya dalam rangka penyelesaian studi Jenjang S-1. 3 Tesis Tesis merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan penelitian dan ditempuh untuk menempuh ujian akhir Jenjang S-2. Di dalamnya terungkap kebenaran – kebenaran dan pemikiran – pemikiran ilmiah tentang suatu masalah, selain itu juga terungkap sumbangan pemikiran baru untuk pengembangan atau pemecahan masalah yang dibahas didalamnya. 4 Disertasi Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan penelitian untuk memenuhi syarat menempuh ujian akhir Jenjang S-3. Di dalamnya, selain terungkap kebenaran – kebenaran dan pemikiran – pemikiran ilmiah, juga terungkap penemuan – penemuan baru yang berupa prinsip – prinsip, dalil – dalil, atau teori – teori yang terkait dengan masalah yang didalaminya melalui penelitian tadi. 5 Laporan Kerja atau Penelitian Lapangan Tulisan ilmiah ini disusun berdasarkan hasil observasi lapangan bukan hasil riset tentang topik atau masalah tertentu. Dalam mengkaji hasil observasi tersebut digunakan landasan studi kepustakaan yang relevan. Bentuk tulisan ilmiah ini digunakan untuk memenuhi syarat ujian akhir jenjang diploma. 6 Laporan Hasil Penelitian Umum Laporan Penelitian Umum adalah karangan hasil penelitian baik yang setaraf dengan studi lapangan maupun yang lebih tinggi dari itu yang ditujukan untuk proyek penelitian tertentu. Syarat Formal Penulisan sebuah Naskah Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal yang berupa kebahasan yang baik, benar, cermat, logis penguasaan, wawasan keilmuwan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis. Persyaratan formal bentuk lahiriah yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup. Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan A. Bagian Pelengkap Pendahuluan a. Judul Pendahuluan Judul Sampul b. Halaman Judul c. Halaman Persembahan kalau ada d. Halaman Pengesahan kalau ada e. Abstrak f. Kata Pengantar g. Daftar Isi h. Daftar Gambar kalau ada i. Daftar Tabel kalau ada B. Bagian Isi Karangan a. Pendahuluan b. Tubuh Karangan c. Kesimpulan C. Bagian Pelengkap Penutup a. Daftar Pustaka Bibliografi b. Lampiran Apendix c. Indeks d. Riwayat Hidup Penulis Model Makalah Sederhana Model Makalah Lengkap Halaman Judul dan Identitas Universitas/Kampus Pendahuluan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka Halaman Judul dan Identitas Universitas/Kampus Nama Penulis dan NIM pengarang Kata Pengantar Daftar Isi Abstrak Pendahuluan termasuk perumusan masalah, tinjauan pustaka, dan manfaat Kajian Teori dan Pustaka Metode Penelitian Hasil Penelitan dan Pembahasan Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran apabila diperlukan Sistematika Penulisan Skripsi secara Umum Halaman Judul Halaman Pengesahan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Pendahuluan Kajian Teori dan Pustaka Metode Penelitian Analisis Data dan Pembahasan Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran bila diperlukan A. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian ini disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. a. Judul Pendahuluan Judul Sampul dan Halaman Judul Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan ditulis dengan huruf kapital. Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang penyusun, kelengkapan identitas pengarang nomor induk/registrasi, fakultas, universitas, nama kota dan tahun penulisan. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyusunan judul untuk memberikan daya tarik pembaca sebagai berikut 1 Judul menggambarkan kesuluruhan isi karangan yaitu berupa cerminan dari jiwa seluruh isi tulisan, tujuan, dan ruang lingkup. 2 Judul harus menarik pembaca maupun penulisnya. 3 Judul pada karangan formal ditulis pada posisi tengah secara simetri dan agak keatas. 4 Hindari ada kata sambung dalam judul misalnya untuk, yang, bagi, kepada, dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah, laporan kerja atau skripsi pada halaman judul Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal Judul diketik dengan huruf kapital. Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat. Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, dibawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa/Nomor Pokok Mahasiswa. Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo. Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital. Komposisi tidak menarik. Tidak estetik, misal hiasan gambar tidak relevan. Variasi huruf jenis huruf. Kata ā€œditulis olehā€ menjadi ā€œdisusun olehā€. Hiasan, tanda-tanda, atau garis, yang tidak berfungsi. Kata-kata yang berisi slogan. Ungkapan Emosional. Menuliskan kata-kata yang tidak berfungsi. Contoh halaman judul laporan kerja AKTIVITAS CUSTOMER SERVICE MEDIA INDONESIA DALAM MENYELENGGARAKAN PROGRAM PELATIHAN JURNALISTIK RUBRIK MUDA LAPORAN TUGAS AKHIR HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN Diajukan untuk melengkapi persyaratan Diploma III Politeknik Disusun Oleh Dwi Apriani Izzati NIM 1506048X Program Studi Administrasi Bisnis JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA JAKARTA 2011 b. Halaman Persembahan Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya Kutulis novel ini dengan cahaya cinta untuk mahar menyunting belahan jiwa, Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm. Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin. novel Ayat-ayat Cinta Contoh untuk Tugas Akhir Tugas Akhir ini penulis dedikasikan kepada Yang Mulia Ayahanda Drs. Min Ho, MM Ibunda Victoria, SE Yang tercinta Adik-adikku 1. Annisa Octaviani 2. Sentika Sari Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku. c. Halaman Pengesahan Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya baik non-fiksi maupun fiksi tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya. Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan. Hal-hal yang harus dihindarkan 1 Menggunakan titik atau koma pada akhir nama. 2 Tulisan melampaui garis tepi. 3 Menulis nama tidak lengkap. 4 Menggunakan huruf yang tidak standar. 5 Tidak mencantumkan gelar akademis. Contoh Lembar Pengesahan LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan Disahkan Oleh Tim Penguji Jurusan Adminstrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta Agustus 2009 Penguji I Penguji II Maswir, Dra. SEL. Niggarwati NIP. 1956198 19810 1 001 NIP. 1959506 19803 2 001 Ketua Sidang Nining Latianingsih, NIP. 1962130 19903 2 001 d. Abstraksi Tulisan abstrak tidak boleh lebih dari satu lembar. Diketik satu spasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun abstraksi, antara lain 1 Menggambarkan isi tulisan/karangan. 2 Maksimum 200 kata. 3 Ditulis dalam bahasa Inggris untuk artikel berbahasa Indonesia, atau berbahasa Indonesia untuk artikel berbahasa Inggris. e. Kata Pengantar Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut 1 Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2 Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah. 3 Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah. 4 Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga. 5 Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu. 6 Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan. 7 Harapan penulis atas karangan tersebut. 8 Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran. Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan. Hal-hal yang harus dihindarkan 1 Menguraikan isi karangan. 2 Mengungkapkan perasaan berlebihan. 3 Menyalahi kaidah bahasa. 4 Menunjukkan sikap kurang percaya diri. 5 Kurang meyakinkan. 6 Kata pengantar terlalu panjang. 7 Menulis kata pengantar semacam sambutan. 8 Kesalahan bahasa ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif. f. Daftar Isi Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan. Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan. g. Daftar Gambar Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan judul gambar, dan nomor halaman. h. Daftar Tabel Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan nama tabel dan nomor halaman. B. Bagian Isi Karangan Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. a. Pendahuluan Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir. Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut 1 Latar belakang masalah, menyajikan a Penalaran alasan yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif. b Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang. c Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru. d Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya bagaimana…., mengapa….. 2 Tujuan penulisan berisi a Untuk apa tujuan mengkaji judul tersebut. b Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y. c Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah. d Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua. 3 Ruang lingkup masalah berisi a Pembatasan masalah yang akan dibahas. b Rumusan detail masalah yang akan dibahas, menunjukkan masalah-masalah pokok yang sudah menjadi pilihan utama penulis untuk dibahas dalam tulisan. Dari masalah yang begitu kompleks maka dipilihlah masalah yang akan dicari jawabannya. c Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata. 4 Landasan teori menyajikan a Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi. b Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut. 5 Sumber data penulisan berisi a Sumber data sekunder dan data primer. b Kriteria penentuan jumlah data. c Kriteria penentuan mutu data. d Kriteria penentuan sample. e Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan. 6 Metode dan teknik penulisan berisi a Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental. b Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan. 7 Sistematika penulisan berisi a Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan. b Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode kalau ada. c. Tubuh Karangan Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas sempurna. Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut iniĀ­Ā­ 1 Ketuntasan materi Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder kajian teoretik maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran. 2 Kejelasan uraian/deskripsi a Kejelasan konsep Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan manafsirkan dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki. b Kejelasan bahasa Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan. Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar. Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi, dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial. c Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya. Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan ilmiah a Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…, b Kesalahan pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir dari topik sampai dengan simpulan tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak kurang operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul. c. Kesimpulan Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan. Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara a Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil atau tesis-tesis, sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu. b Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu. C. Bagian Pelengkap Penutup Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah. a. Daftar pustaka Bibliografi Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka bibliografi adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Unsur-unsur daftar pustaka meliputi a Nama pengarang penulisannya dibalik dengan menggunakan koma. b Tahun terbit. c Judul buku penulisannya bercetak miring. d Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit.. e Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit. Contoh Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa. Banyak versi lainnya, misal Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain Keterangan a Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik. b Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang. c Jika buku itu merupakan editorial bunga rampai, nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. editor’ d Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan. e Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang. b. Lampiran Apendix Lampiran apendix merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian. c. Indeks Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis urut abjad. Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan. d. Riwayat Hidup Penulis Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis. Kesimpulan Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis. Maka dengan itu diperlukan suatu ketentuan atau aturan yang dapat dipakai untuk membuat sebuah naskah . Selain itu juga diperlukan sebuah syarat formal dalam penulisan sebuah naskah. Persyaratan formal bentuk lahiriah yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup. Jadi dengan adanya ketentuan atau aturan yang sudah lazim dalam dunia kepenulisan, maka kita mampu membuat sebuah naskah dengan baik dan benar sesuai aturan yang telah disepakati. Referensi Alex dan Achmad 2011. ā€œBAHASA INDONESIA untuk PERGURUAN TINGGIā€. Jakarta Kencana. Fatihudin, Didi dan Iis,Holisin. 2011. ā€œCara Praktis Memahami Tulisan Karya Ilmiah, Artikel Ilmiah & Hasil Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasiā€. Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan. HS, Widjono. 2007. ā€œBAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggiā€. Jakarta PT. Grasindo. Keraf, Gorys. 1994. ā€œKomposisiā€. Jakarta Nusa Indah. Maryani, Yani, dkk. 2005. ā€œIntisari Bahasa dan Sastra Indonesiaā€. Bandung Pustaka Setia. Rohmadi Muhammad, Aninditya Sri Nugraheni. 2011. ā€œBELAJAR BAHASA INDONESIA Upaya Terampil Berbicara dan Menuliskan Ilmiahā€. Surakarta Cakrawala Media. Saat membuat naskah, minimal naskah dikerjakan dikertas yg ukurnannya ... dibandingkan ukuran komik asli a. dua kali lipatb. tiga kali lipatc. empat kali lipatd. lima kali lipat A. dua kali lipatmaaf jika salah PertanyaanLangkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun naskahdrama, kecuali...Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun naskah drama, kecuali... menentukan sampiran membuat kerangka alur menentukan topik drama menentukan tokoh atau pelaku cerita Jawabanjawaban yang tepat adalah pilihan yang tepat adalah pilihan A. PembahasanLangkah-langkah menyusun teks drama dengan ide penulisan sendiri tidak jauh berbeda saat menulis cerpen, puisi, atau karya fiksi lainnya. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan Menentukan topik drama Menentukan tokoh atau pelaku cerita Membuat kerangka alur Mengubah kerangka alur dalam bentuk dialog Menyesuaikan struktur drama Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan menyusun teks drama dengan ide penulisan sendiri tidak jauh berbeda saat menulis cerpen, puisi, atau karya fiksi lainnya. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan Menentukan topik drama Menentukan tokoh atau pelaku cerita Membuat kerangka alur Mengubah kerangka alur dalam bentuk dialog Menyesuaikan struktur drama Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan A. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!9rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

dalam menyusun atau membuat naskah kontemporer aturannya adalah